Minggu, 20 September 2020

Pembelajaran Kebugaran Jasmani




A. Pengertian Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani atau dikenal dengan istilah Physical fitness merupakan kemampuan kondisi fisik seseorang untuk melakukan kerja fisik secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti sehingga mendukung pelaksanaan aktivitas lanjutan. Dalam arti yang lain Kebugaran jasmani adalah kemampuan dan daya tahan fisik atau tubuh seseorang dalam melakukan berbagai aktifitas kehidupan sehari-hari, tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Istilah kebugaran jasmani memiliki pengertian yang tidak berbeda dari aspek fisik dalam total fitness atau yang dikenal sebagai physical fitness.



Pengertian kebugaran jasmani menurut beberapa ahli :

1. Pengertian Kebugaran Jasmani Menurut Mochamad Sajoto dan Judith Rink

Beliau berpendapat bahwa Kebugaran Jasmani ialah kemampuan seseorang menyelesaikan pekerjaan sehari-hari dengan tidak mengalami kelelahan berlebihan, dengan pengeluaran energi yang cukup besar, untuk memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang juga untuk memenuhi keperluan darurat bila diperlukan sewaktu-waktu.

2. Pengertian Kebugaran Jasmani Menurut Rusli Lutan

Beliau berpendapat bahwa kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan segala macam pekerjaan fisik yang memerlukan fleksibilitas, daya tahan dan kekuatan.

3. Pengertian Kebugaran Jasmani Menurut Pangrazi (1995)

Beliau berpendapat bahwa Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum yang memberi sumbangan terhadap pemberian pengalaman gerak untuk perkembangan serta pertumbuhan anak secara menyeluruh.

4. Pengertian Kebugaran Jasmani Menurut Sadoso Sumosardjuno (1989 : 9)

Beliau berpendapat bahwa Kesegaran Jasmani merupakan kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari secara mudah, tanpa merasa lelah yang berarti, serta masih mempunyai cadangan tenaga (sisa) untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keadaan-keadaan mendadak.

5. Pengertian Kebugaran Jasmani Menurut Agus Mukhlolid, M.Pd (2004 : 3)

Agus Mukholid berpendapat bahwa Kesegaran Jasmani ialah kemampuan dan kesanggupan untuk melakukan aktivitas atau kerja, mempertinggi daya kerja dengan tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.

6. Pengertian Kebugaran Jasmani Menurut Lutan (2001)

Pendidikan Jasmani ialah suatu proses aktivitas jasmani yang disusun dan dirancang secara sistematis, untuk merangsang perkembangan dan pertumbuhan, meningkatkan keterampilan dan kemampuan jasmani, kecerdasan pembentukan watak, serta sikap dan nilai yang positif bagi setiap warga negara, dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

7. Pengertian Kebugaran Jasmani Menurut Muhajir

Muhajir berpendapat bahwa kebugaran jasmani merupakan kesanggupan tubuh beradaptasi dengan pekerjaan yang dilakukan tanpa rasa lelah yang berarti.

8. Pengertian Kebugaran Jasmani Menurut Giri Widjojo dan Sumosardjuno

Beliau menyatakan bahwa kesegaran jasmani ialah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat-alat tubuh dalam batas fisiologi pada keadaan lingkungan atau kerja fisik secara efisien tanpa merasa lelah yang berarti.

9. Pengertian Kebugaran Jasmani Menurut Djoko Pekik

Djoko pekik berpendapat, Kebugaran jasmani merupakan kemampuan setiap orang untuk melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berarti sehingga masih menikmati waktu luangnya.

10. Pengertian Kebugaran Jasmani Menurut Suratman (1975)

Beliau menyatakan bahwa Kesegaran jasmani merupakan suatu aspek fisik dari kesegaran menyeluruh (total fitness) yang memberi kemampuan pada seseorang untuk menjalankan kehidupan yang produktif dan dapat menyesuaikan pada tiap pembebanan atau stres fisik yang wajar.

11. Pengertian Kebugaran Jasmani Menurut T. Cholik Muthohir (1999) dalam Ismaryati

(2006: 40)

Kebugaran jasmani ialah kondisi yang menggambarkan kemampuan seseorang untuk melakukan tugas dengan produktif tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.

12. Pengertian Kebugaran Jasmani Menurut Bucher (1995)

Bucher berpendapat bahwa Pendidikan jasmani tidak hanya difokuskan pada keberhasilan kemampuan jasmaniah yang bertambah dari keterlibatannya dalam aktivitas tetapi juga dalam mengembangkan sikap serta pengetahuan yang mendukung terhadap belajar sepanjang hanyat dan saat keikutsertaan.



13. Pengertian Kebugaran Jasmani Menurut Balitbang Kurikulum Depdiknas (2002)

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melewati penyediaan pengalaman belajar kepada siswa yang berupa aktivitas jasmani, berolah raga dan bermain, yang direncanakan secara sistematis, guna merangsang pertumbuhannya.

14. Pengertian Kebugaran Jasmani Menurut Sukintaka (2004)

Menurut Sukintaka Pendidikan jasmani ialah bagian integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan guna mengembangkan kebugaran jasmani, sosial, emosional dan mental untuk masyarakat, melalui wahana aktivitas pendidikan jasmani.

15. Pengertian Kebugaran Jasmani Menurut Judith Rink

Kebugaran jasmani ialah kemampuan seseorang saat melakukan rutinitas sehari-hari dengan energi yang besar, tetapi tidak merasa kelelahan yang berlebihan, dan bisa menikmati rutinitas tersebut.

16. Pengertian Kebugaran Jasmani Menurut Giriwijoyo (2012:21)

secara fisiologis kebugaran jasmani adalah keadaan kemampuan jasmani yang dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu dan terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara yang efisien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya.






Tingkat kebugaran dipengaruhi oleh kebugaran energi (energy fitness) dan kebugaran otot (muscular fitness). Kebugaran energi meliputi sistem energi aerobik dan anaerobik, sedangkan kebugaran otot meliputi komponen dasar biomotorik, yaitu kekuatan, kecepatan, ketahanan,kelentukan dan koordinasi (Sukadiyanto, 2011:17). Tingkat kebugaran jasmani sifatnya fluktuatif tergantung pada jumlah latihan yang dilakukan dan status kesehatan pada diri seseorang. Oleh karena itu berbagai komponen yang mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani perlu dilatih agar selalu dalam kondisi terpelihara komponen fisik tersebut melalui suatu proses yang dinamakan latihan.

Adapun latihan merupakan suatu proses sistematis yang dilakukan berulang-ulang dengan terdapat peningkatan jumlah beban latihan dengan pelaksanaan minimal 3 sesi per minggu. Jumlah pelaksanaan tersebut hanya berlaku untuk menjaga tingkat kebugaran tubuh saja, lain hal ketika latihan yang dilakukan bertujuan untuk pencapaian prestasi, tentu memerlukan jumlah sesi pertemuan yang lebih banyak. Didalam pembelajaran penjas konsep latihan telah diintegrasikan kedalam materi pembelajaran praktek, artinya untuk meningkatkan kebugaran siswa bukan hanya ketika berlangsungnya materi kebugaran jasmani, melainkan telah dilakukan dalam materi praktek lainnya, hanya pengetahuan bagaimana cara meningkatkan dan menjaga tingkat kebugaran tersebut secara khusus dilakukan ketika materi kebugaran jasmani berlangsung. Perlu diingat juga bahwa konsep dan tujuan kebugaran jasmani dalam pembelajaran penjas berbeda dengan konsep kebugaran jasmani yang dilakukan diluar pembelajaran penjas. Karena dari jumlah pertemuan saja telah berbeda, pembelajaran penjas disekolah diselenggarakan dalam 1-2 kali pertemuan per minggu sementara jika hal itu diterapkan guna mencapai tujuan kebugaran jasmani maka sulit tercapai sebab untuk menjaga kebugaran perlu berlatih minimal 3 kali seminggu.






Kebugaran jasmani yang dipengaruhi oleh komponen biomotor guna mendukung terbentuknya kemampuan fisik (physical abilities) terwujud dalam suatu aktivitas gerak jasmani seperti berjalan, berlari, melompat, melempar yang merupakan wujud dari kemampuan fisik. Oleh karena itu ketika membahas kebugaran jasmani maka akan berkaitan dengan komponen biomotorik seseorang sehingga perlu untuk mengetahui kemampuan biomotorik tersebut terlebih dahulu.



B. Komponen latihan Kebugaran Jasmani

Komponen kebugaran jasmnai menurut (Cholik dan Maksum, 2007:53) meliputi :

1) Daya tahan kardiovaskuler (cardiovascule rendurance)

Daya tahan umum atau dalam bahasa lain cardiovascule endurance merupakan bagian penting terkait aktivitas olahraga. Kemampuan bertahan dalam aktivitas dengan jangka waktu yang lama tentu akan terkait dengan kemampuan organ dalam khususnya jantung, kapasitas paru-paru dan pembuluh darah sebagai pendukung utama tidak hanya dalam aktivitas gerak namun juga keberlangsungan kehidupan. Artinya agar dapat bertahan lama dalam melakukan suatu aktivitas fisik dibutuhkan daya tahan, yang dipengaruhi oleh besarnya kemampuan jantung, kapasitas paruparu serta pembuluh darah yang berfungsi menjaga keberlangsungan sistem energi dalam tubuh. Didalam beraktifitas rasa lelah merupakan kondisi alami yang terjadi pada tubuh manusia namun bagi sebagian orang mudahnya terserang kelelahan dan lambatnya pulih asal merupakan suatu problem. Berlatih daya tahan dapat memperkuat dasar bagi pengunaan anaerobik dan aerobik pada produksi energi sehingga dalam melakukan aktivitas seseorang mampu bertahan lebih lama karena didukung oleh besarnya kemampuan jantung dalam memompa darah, kapasitas dan fungsi paru - paru serta pembuluh darah yang siap dalam menghadapi beban aktivitas fisik.

Contoh latihan dari daya tahan kardiovascular adalah lari jarak jauh, lari MFT, lari up hill, lari down hill




Lari Maraton



Lari Downhill



2) Daya tahan otot (muscle endurance)

Daya tahan khusus atau lebih di kenal dengan daya tahan otot (muscular endurance) masih merupakan bagian dari daya tahan tetapi lebih fokus pada kemampuan otot mempertahankan aktivitas otot lokal dari serangan rasa lelah karena disebabkan kehabisan pasokan energi di otot untuk mendukung aktifitas atau dikarenakan lamanya waktu yang digunakan dalam proses pembentukan energi kembali. Daya tahan otot lokal adalah terminologi yang digunakan untuk menggambarkan kemampuan seseorang melakukan aktivitas yang lama dengan intensitas yang cukup tinggi pada sekelompok kecil otot (Ambarukmi dkk, 2007:76). Oleh karena itu terdapat faktor yang mempengaruhi daya tahan otot yakni kekuatan, efisiensi dari suplai darah dan kemampuan otot untuk membuang sampah hasil produksi pada sistem energi. Otot memerlukan pasokan energi untuk daya gerak anggota tubuh dalam beraktivitas, pasokan ini diperoleh dari sistem metabolisme anaerobik dan aerobik.

Contoh bentuk latihan daya tahan khusus adalah latihan beban




Latihan beban dalam jangka waktu yang lama




3) Kekuatan otot (muscle strength)

Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengatasi beban atau tahanan. Secara fisiologi kekuatan adalah kemampuan neuromuskuler untuk mengatasi tahanan beban luar dan beban dalam (Emral, 2017:151). Didalam pembelajaran pendidikan jasmani, latihan kekuatan memiliki tujuan meningkatkan kemampuan otot agar lebih tebal dan kuat sehingga disamping menghasilkan tenaga yang lebih besar dapat juga menurunkan tingkatan resiko cidera saat beraktivitas. Latihan kekuatan diperlukan untuk mengembangkan kemampuan otot-otot besar yang sering digunakan dalam mendukung aktivitas sehari hari. Latihan kekuatan dalam pembelajaran penjas tentu tidak sama dengan latihan kekuatan yang dilakukan oleh seorang atlet dalam latihan prestasi mengingat perbedaan tujuan latihan yang dimiliki. Atlet berlatih untuk meningkatkan unsur kekuatannya sehingga mendukung peningkatan penampilannya untuk mencapai prestasi setinggi mungkin sedangkan siswa melakukan latihan kekuatan bertujuan agar memperoleh kebugaran sehingga mendukung peningkatan prestasi belajarnya disekolah.

Emral (2017:159) menyatakan bahwa terdapat prinsip-prinsip latihan kekuatan, antara lain sebagai berikut:
Prinsip seluruh tubuh (total body), yaitu setiap bagian tubuh yang memiliki komposisi otot lebih banyak perlu dilatih kekuatan bertujuan meningkatkan kemampuan, memudahkan dalam mempelajari ketrampilan baru, dan menghindari kemungkinan terjadinya cidera.
Pemanfaatan (utility), yaitu semua bentuk latihan kekuatan dilakukan seperti kenyataan gerak yang dilakukan dalam cabang olahraga.
Urutan latihan, yaitu pada umumnya urutan latihan kekuatan dimulai dari kelompok otot yang besar ke yang kecil atau sebaliknya, dari atas ke bawah atau sebaliknya, dan sasaran kelompok otot selalu bergantian dan berseling.
Spesifikasi (kekhususan), yaitu sasaran latihan kekuatan tidak hanya untuk kelompok otot saja, tetapi juga untuk melatih ketrampilan gerak cabang olahraga, artinya kelompok otot yang dilatih harus sesuai dengan gerak yang diperlukan dalam aktivitas sesungguhnya.

Bentuk latihan kekuatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani latihan antara lain :
Angkat beban : melatih kekuatan otot lengan pushup, Pull up.
sit up (Otot Perut) , squat jump (Otot tungkai) , back up (otot punggung).






4) Kelentukan (flexibility)

Fleksibilitas atau lebih dikenal dengan kelentukan merupakan bentuk dari kemampuan melakukan gerakan secara luas dalam ruang gerak sendi. Thompson menyatakan bahwa kelentukan adalah kemampuan luas gerak persendian. Gerak alami tiap persendian tergantung pada tendon, ligament, serabut otot yang ada. Batas dari gerak akhir persendian disebut dengan “posisi akhir” atau end position. (Lumintuarso dkk, 2010 : 65). Secara garis besar, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kelentukan seseorang antara lain: (a) elastisitas otot, (b) tendo dan ligament, (c) susunan tulang, (d) bentuk persendian, (e) suhu atau tempratur tubuh, (f) umur, (g) jenis kelamin, dan (h) bioritme (Emral, 2017:210). Tingkat kelentukan yang tidak luas dapat menyebabkan ketegangan otot bahkan terjadinya otot yang sobek saat berolahraga. Karena kelentukan yang rendah akan memaksa otot untuk bekerja lebih keras dalam mengatasi tahanan yang dihasilkan dari aktivitas gerak. Latihan peregangan (stretching) merupakan suatu upaya untuk meningkatkan luas ruang gerak sendi yang menjadi syarat adanya kelentukan namun perlu diingat bahwa sebelum melakukan latihan peregangan maka sebaiknya melakukan pemanasan (warm up) terlebih dahulu untuk menaikkan suhu tubuh sehingga otot siap untuk dilakukan peregangan.

Adapun prinsip latihan peregangan antara lain sebagai berikut (Akhmad, 2013:106):
Harus didahului dengan aktivitas pemananasan, yaitu dalam bentuk jogging, lari ditempat (skipping), atau bermain tali (skipping rope) yang bertujuan untuk menaikkan suhu tubuh, sehingga denyut jantung mencapai antara 120-130 kali permenit.
Waktu peregangan yang dilakukan sebelum latihan inti, setelah pemanasan, berkisar antara 20-25 detik untuk setiap jenis peregangan. Sedangkan peregangan pada saat setelah latihan inti (pendinginan) waktunya tidak lebih dari 10-15 detik untuk setiap jenis peregangan.
Gerak yang dilakukan pada saat peregangan tidak boleh menghentak-hentak (mendadak), tetapi harus perlahan dan setelah ada rasa sedikit tidak nyaman di otot di tahan selama waktu yang ditentukan seperti tersebut diatas.
Selama proses peregangan olahragawan tidak boleh menahan napas, tetapi pernapasan tetap harus berjalan normal seperti biasa. Adapun cara pernapasannya, tarik napas dalam-dalam sebelum melakukan peregangan dan keluarkan napas saat peregangan.
Peregangan dimulai dari kelompok otot besar terlebih dahulu, baru menuju pada kelompok otot kecil.

Contoh dari latihan kelenturan adalah senam gelang-gelang, gerakan cium lutut, dll






5) Kecepatan gerak (speed of movement)

Pengertian kecepatan secara umum yaitu adalah waktu yang dibutuhkan seseorang dalam melakukan gerakan yang berbeda dan berkesinambungan. Semakin sedikit waktu yang dibutuhkan maka dapat disimpulkan bahwa seseorang tersebut memiliki kecepatan yang bagus. Kemampuan yang satu ini merupakan andalan dalam aktifitas olahraga yang memerlukan kecepatan. Kecepatan terbagi menjadi 3 jenis, yakni : kecepatan sprint, kecepatan reaksi, dan kecepatan bergerak.
Kecepatan sprint yaitu kemampuan organisme atlet bergerak ke depan dengan kekuatan dan kecepatan maksimal untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Contohnya pada pemain sepakbola ketika berlari mengejar bola.
Kecepatan reaksi yaitu kemampuan organisme atlet untuk menjawab suatu rangsangan secepat mungkin dalam mencapai hasil yang sebaik- baiknya. Contohnya pada pemain sepakbola ketika menyambut umpan, pemain tersebut eksklusif dengan sigap menyambutnya.
Kecepatan bergerak yaitu kemampuan organ atlet untuk bergerak secepat mungkin dalam satu gerakan yang tidak terputus. Contoh dari latihan kecepatan bergerak adalah lari sprint






6) Kelincahan (agility)

Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah posisi dan arah tubuh dengan cepat secara tepat waktu ketika sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan maupun kesadaran akan posisi tubuhnya (harsono : 1993)

Menurut beberapa pendapat ahli tentang kelincahan akan dijabarkan dibawah ini :
Menurut Kirkendall dkk (1980:243) kelincahan adalah kemampuan badan untuk mengubah arah tubuh atau bagian tubuh lainnya dengan sangat cepat dan efisien. Jadi kelincahan tidak hanya memerlukan suatu kecepatan saja, Bentuk latihan kelincahan dapat dilakukan dalam bentuk lari bolak-balik (shuttle-run), lari kulak-kelok (zig-zag run), jongkok-berdiri (squat-thrust), dan sejenis lainnya.
Kelincahan (agility) menurut Ngurah Nala (1998: 74) adalah merupakan kemampuan untuk mengubah posisi tubuh atau arah gerakan tubuh dengan cepat ketika sedang bergerak cepat tanpa kehilangan keseimbangan atau kesadaran terhadap posisi tubuh. Dalam komponen kelincahan ini sudah termasuk unsur mengelak dengan cepat, mengubah posisi tubuh dengan cepat, bergerak lalu berhenti dan dilanjutkan dengan bergerak secepatnya.
Pendapat senada seperti yang diungkapkan oleh Sajoto (1995: 9) bahwa : “Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik.

Contoh latihan kelincahan adalah : lari bolak – balik, lari zig-zag, squatrust, lari angka 8.









7) Keseimbangan (balance)

Yang dimaksud dengan keseimbangan adalah kemampuan tubuh dalam mengendalikan organ tubuh serta saraf otot agar gerakan tubuh dapat dikendalikan dengan baik. Untuk melatih keseimbangan tubuh dapat melakukan berjalan di atas balok kayu, sikap lilin, sikap pesawat terbang, sikap T’ serta berdiri dengan menjadikan tangan sebagai dasarnya.






8) Ketepatan (Accuracy)

Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas tubuh terhadap suatu sasaran. Memanah, bowling, billiard dan latihan menembak merupakan beberapa contoh cabang olahraga yang membutuhkan dan mengandalkan ketepatan. Salah satu latihan yang dapat dilakukan untuk melatih ketepatan yaitu memasukkan bola pada keranjang, melempar salah satu botol yang disusun secara baris sejajar, Memanah.






9) Koordinasi (coordination)

Koordinasi merupakan salah satu komponen biomotor dasar yang mencerminkan kemampuan melakukan gerakan dalam berbagai tingkat kesulitan dengan cepat, tepat dan efisien. Artinya koordinasi juga merupakan upaya memadukan berbagai macam gerakan ke dalam satu bentuk atau lebih pola gerak khusus untuk menghasilkan suatu ketrampilan gerak. Bompa (1999:380) menyatakan bahwa koordinasi adalah suatu kemampuan biomotor yang kompleks, terkait erat dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Tingkat koordinasi mencerminkan kemampuan untuk melakukan pergerakan berbagai tingkat kesulitan dengan cepat, dengan ketelitian dan efisiensi yang tinggi dan berdasarkan tujuan-tujuan latihan secara khusus. Didalam menghasilkan suatu gerakan koordinasi akan dilibatkan otot-otot, persendian, dan sistem syaraf untuk mengontrol gerakan sehingga pergerakan yang terjadi dalam ruang gerak sendi merupakan hasil dari otot yang berkontraksi setelah menerima perintah dari sistem syaraf. Sukadiyanto (2011:150) mengemukakan beberapa prinsip-prinsip dalam latihan koordinasi yang perlu diketahui, yaitu sebagai berikut:
Bentuk latihan koordinasi dalam waktu yang pendek dengan mengembangkan ketrampilan gerak yang baru dan sama atau menyerupai dengan ketrampilan teknik cabang olahraganya
Latihan melalui bentuk teknik yang spesifik dengan berbagai tingkat kesulitan dan dalam berbagai situasi.
Latihan yang disusun dapat menarik dan meningkatkan motivasi dalam mengadaptasi berbagai ketrampilan dengan cepat.
Latihan koordinasi sebaiknya dilakukan dengan menggunakan berbagai peralatan.
Latihan koordinasi harus mampu melibatkan berbagai jenis ketrampilan gerak pada cabang olahraga lain.
Latihan koordinasi dapat diberikan sejak masa anak-anak antara usia 8 sampai 12 tahun, sehingga pada usia anak-anak harus sudah dilatih dengan berbagai bentuk latihan koordinasi.
Dalam latihan koordinasi, kedua sisi (kanan-kiri) dari anggota badan (tungkai dan lengan) harus dilatihkan secara seimbang.

Bentuk-bentuk latihan motor skill dapat diadaptasi untuk digunakan sebagai bentuk latihan peningkatan kemampuan koordinasi dengan melibatkan koordinasi mata-tangan-kaki dan terdapat unsur keseimbangan dan kecepatan reaksi didalamnya.






C. Manfaat latihan kebugaran jasmani

Manfaat latihan kebugaran jasmani tidak hanya dirasakan oleh fisik saja. Berbagai fungsi organ tubuh dan kesehatan mental juga juga akan turut meningkat seiring dimulainya kebiasaan olahraga yang rutin. Olahraga rutin dan tepat dapat membakar kalori dan lemak berlebih pada tubuh, mencegah penyakit tertentu, hingga memperlambat proses penuaan. Memang olahraga dapat membuat tubuh terasa lelah, apalagi setelah berjam-jam bekerja di kantor. Tapi lelah karena olahraga berbeda dengan lelah karena stres. Lelah setelah berolahraga dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks, pikiran lebih tenang dan Anda akan senang.
Terhindar dari penyakit jantung
Terhindar dari penyakit hipertensi
Menurunkan lemak jahat (kolesterol jahat)
Terhindar dari resiko kanker
Meningkatkan mood
Meningkatkan daya energi
Meningkatkan gairah seksual
Terhindar dari penyakit kerapuhan tulang (osteoporosis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Listrik Dinamis