LOMPAT JAUH : Pengertian, Sejarah, Lapangan & Teknik Dasar Lompat Jauh
Jumper atau pelompat biasanya akan mengambil ancang-ancang sejauh 30 meter (100 kaki) dari garis lompat, kemudian mempercepat langkah kakinya sampai kecepatan maksimum sebelum melakukan tolakan (meloncat) dengan satu kaki sedekat mungkin dari tepian garis lompat.
Jika kontestan melompat melebihi batas garis lompat. Maka loncatannya dibatalkan atau tidak sah. Sementara bila peserta melompat jauh di belakang garis lompat itu dibolehkan, hanya saja ia kehilangan jarak berharga. Jadi, atlet lompat jauh harus berlari sekencang mungkin kemudian meloncat sedekat mungkin dengan tepi garis lompat agar hitungan lompatannya lebih maksimal.
Teknik Dasar Lompat Jauh
Lompat jauh mempunyai teknik-teknik dasar. Teknik-teknik yang harus dipejari ketika akan melakukan olahraga lompat jauh diantaranya adalah:
- Teknik awalan
- Teknik tumpuan
- Teknik melayang dan
- Teknik mendarat
a. Teknik Awalan
Jumper melakukan ancang-ancang sekitar 20-30 meter dari garis lompat kemudian mendekati garis tersebut sambil meningkatkan kecepatan lari. Namun jumper harus bisa mengendalikan kecepatan lari, terutama di 3-5 akhir sebelum garis lompat dan mempersiapkan untuk melakukan pengalihan dari kecepatan lari awalan (gerak horizontal) menuju tolakan/loncatan (gerek vertikal).
b. Teknik Tolakan atau Loncatan
Tolakan adalah tahap dimana kaki melakukan lompatan di garis lompat untuk mengangkat tubuh ke atas dan melayang di udara sebelum nanti mendarat.
Ketika melakukan tolakan, kaki sedikit dibengkokan, kaki ditapakan dan tungkai diluruskan. Gerakan tolakan ini memerlukan kekuatan, kecepatan dan konsentrasi agar kaki tidak melewati batas garis loncat.
c. Teknik Melayang
Gerakan kaki seperti berjalan ketika posisi tubuh melayang, itu akan memudahkan dan memperluas jarak pendaratan anda. Selain itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika tubuh jumper berada dalam posisi melayang. diantaranya:
- Menjaga keseimbangan badan.
- Berusaha melayang diudara selama mungkin
- Mempersiapkan kaki untuk melakukan pendaratan.
d. Teknik Pendaratan
Pendaratan dilakukan dengan cara menundukan kepala, mengayunkan lengan dan menggerakan pinggang ke arah depan. Hal ini dilakukan agar ketika proses pendaratan, Anggota badan lain tidak menyentuh pasir lebih belakang daripada kaki.
Untuk mengasah 4 teknik lompat jauh diatas, ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan, diantaranya:
- Mementukan jarak ancang-ancang yang tepat
- Menentukan irama lari awalan
- Mengasah dan mencoba beragam teknik tolakan, melayang dan juga pendaratan.
Macam-Macam Gaya Lompat Jauh
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (1997: 60) terdapat 3 macam macam gaya dalam lompat jauh, diantaranya;
a. Gaya Jongkok / Gaya Mengambang
Gaya ini merupakan gaya lompat jauh tertua, gaya jongkok mudah dilakukan karena jumper hanya harus menekuk kedua kaki mirip seperti posisi jongkok ketika melayang di udara.
b. Gaya Berjalan di Udara
Bila gaya jongkok adalah gaya lompat jauh tertua. Gaya berjalan di udara atau walking in the air adalah gaya terpopuler para pelompat jauh Profesional, karena, gaya ini sangat efektif untuk menghasilkan lompatan terjauh dibandingkan gaya lainnya.
Teknik lompat jauh berjalan di udara dimulai dari saat kaki tumpu melakukan tolakan atau loncatan. Ketika tubuh melayang di udara lakukan gerakan seperti melangkahkan kaki atau seperti anda sedang berjalan.
c. Gaya Menggantung
Teknik lompat jauh menggantung adalah teknik dimana ketika tubuh melayang posisi dada dibusungkan ke depan. kedua tangan diangkat keatas sedangkan kedua kaki ditekuk kebelakang. Hal ini untuk membuat tubuh selama mungkin berada di udara.
Sistem dan Peraturan Lompat Jauh
Seorang jumper atau pelompat dari olahraga lompat jauh lompatannya dinyatakan tidak sah atau gagal apabila:
- Menyentuh tanah dibelakang garis loncatan dengan bagian tubuh manapun baik itu ketika melakukan tolakan atau berlari tanpa membuat tolakan. Jadi, jumper harus melakukan tolakan tepat sebelum ujung garis loncatan atau sebelum garis tersebut.
- Ketika melakukan pendaratan, pelompat menyentuh bagian lain di luar area pendaratan.
- Mendarat dengan gerakan salto.
Ukuran Lapangan Lompat Jauh
1. Lintasan Lari Awalan
2. Papan Tolak
Ukuran Papan Tolak
- Panjang =1,21–1,22 m
- Lebar =1,98–2,02 dm
- Tebal =1,00 dm
c. Tempat Pendaratan
Lebar dari tempat pendararan lompat jauh minimal 2,175 meter. Bak pendaratan ini diisi dengan pasir yang lembut halus dan sedikit basah. dan juga permukaannya harus rata dengan permukaan garis loncat.
Sejarah Singkat Lompat Jauh
Olahraga lompat jauh telah eksis sejak jaman Yunani kuno dan pada awalnya olahraga ini dimaksudkan sebagai salah satu bentuk latihan militer untuk melatih dan menguji kelincahan para prajurit ketika melewati rintangan seperti parit, jurang dll.
Pada masa itu, teknik permainan lompat jauh berbeda dengan yang kita kenal sekarang, para jumper harus berlari dengan mengangkat beban di kedua tangannya. ini dibuktikan berdasarkan lukisan- lukisan kuno yang telah ditemukan.
Lompat jauh pertama kali dipertandingkan pada Olimpiade 1896. dan telah menorehkan rekor- rekor jarak lompatan, Pada tahun 1935 Jesse Owen mencatatkan loncatan 8,13 meter sebelum dipecahkan oleh Bob Beamon pada 1968 dan dipecahkan kembali oleh Mike Powell pada 1991 dengan rekor lompatan 8.95 meter.
Fakta Tentang Olahraga Lompat Jauh
Berikut ini adalah beberapa fakta menarik yang gak ada ruginya untuk kamu ketahui tentang seluk beluk olahraga lompat jauh.
- Lompat jauh dalam bahasa Inggris disebut Long Jump.
- Lompat jauh dipertandingkan mulai dari Porseni, Pekan olahraga nasional (PON), Sea games, asian games sampai Olimpiade. Pada event-event resmi, umumnya atlet akan diberi maksimum 3 kali percobaan lompatan. dan jarak terjauhlah yang akan dihitung.
- Dalam jenis olahraga ini, Amerika Serikat atau USA menjadi kiblat dan paling diperhitungkan dalam cabng olahraga ini.
- Rekor untuk lompatan terjauh dunia laki-laki adalah 8,9 meter yang dipegang oleh Bob Beamen, atlet asal Amerika di Olimpiade 1968 di Meksiko sebelum dipecahkan oleh Mike Powell dengan lompatan 8.95 meter di kejuaran dunia 1991.
- Sementara rekor dunia untuk perempuan adalah 7,4 meter yang digenggam oleh Jackie Joyner-Kersee, atlet Amerika yang melakukannya di Olimpiade 1988 di Seoul, Korea Selatan.
Lempar Cakram: Sejarah, Teknik, Gaya dan Lapangannya
Lempar Cakram – Olahraga merupakan salah satu mata pelajaran wajib di setiap jenjang pendidikan. Ada banyak cabang olahraga yang diajarkan kepada para siswa. Masuknya mata pelajaran olahraga ke dalam kurikulum pendidikan tentu terjadi bukan tanpa alasan. Mata pelajaran olahraga dipilih karena termasuk bagian dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Di dalam mata pelajaran olahraga, terdapat banyak sekali cabang olahraga yang harus dipelajari. Salah satunya adalah cabang olahraga atletik. Olahraga yang satu ini mempunyai banyak sekali jenisnya.
Untuk kali ini jenis cabang olahraga atletik yang akan dijelaskan antara lain adalah lempar cakram. Mulai dari sejarah, teknik, hingga gaya dari olahraga atletik tersebut. Terdapat sembilan poin yang nantinya akan dibahas mengenai olahraga lempar cakram ini. Berikut ini adalah penjelasannya.
Lempar cakram merupakan satu dari sekian banyak cabang olahraga atletik di nomor lempar, dimana secara tekniksnya si atlet diwajibkan untuk melempar cakram sebanyak tiga kali untuk satu pertandingan supaya mendapatkan jarak lempar yang paling jauh sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
Cakram mempunyai bentuk yang mirip dengan UFO dan memiliki diameter 22 cm untuk atlet putra serta diameter 18 cm untuk atlet putri. Cakram inilah yang nantinya akan dilemparkan sejauh-jauhnya oleh para atlet.
Sejarah Lempar Cakram
Olahraga atletik yang satu ini sebenarnya bukan lahir sebagai sebuah cabang olahraga, melainkan hanya kegiatan sehari-hari manusia yang digunakan untuk bertahan hidup ketika zaman berburu dan juga meramu.Lempar cakram pertama kali dimainkan sebagai sebuah cabang olahraga sejak abad ke-5 SM.
Di Yunani, lempar cakram menjadi salah satu jenis olahraga paling tua. Adapun bekas peninggalannya adalah patung kuno berbentuk seorang laki-laki yang sedang memegang cakram dengan posisi yang seakan-akan sedang melempar cakram tersebut. Patung tersebut bernama Myron Discobolus.
Patung kuno tersebut tidak hanya ada di Yunani saja, tetapi juga beberapa negara lainnya di Eropa. Melihat banyaknya patung kuno serupa, hal tersebut menandakan jika olahraga atletik yang satu ini menjadi salah satu olahraga yang paling populer di Eropa pada saat itu. Jadi, tidak heran jika olahraga ini masih eksis hingga sekarang.
Olahraga ini muncul di semua ajang pertandingan cabang olahraga di tingkat internasional, seperti olimpiade. Bahkan tidak hanya itu, di beberapa tempat olahraga atletik ini menjadi ikon dalam ajang pertandingan tersebut. Olimpiade modern pertama kali dilaksanakan pada tahun 1896, dimana ikon atlet lempat cakram menjadi ikon dalam ajang tersebut.
Gambar atlet serupa juga muncul pada ikon poster olimpiade di tahun 1920 dan tahun 1948. Namun, sejak runtuhnya kejayaan Eropa kuno pada saat itu, olahraga ini menghilang dari kehidupan masyarakat sekitar dan hanya diceritakan dalam narasi sejarah. Kemudian pada tahun 1870, Christian Georg dari Jerman menemukan kembali olahraga ini berdasarkan riset sejarah.
Dalam penelitian yang ia lakukan, Georg tidak hanya meneliti tentang olahraga itu saja, tetapi juga berbagai teknik yang digunakan pada masa lampau. Kemudian hasil penelitian yang dilakukan Georg itu dipublikasikan pada tahun 1880. Pada saat itu olimpiade modern pertama, olahraga ini hanya boleh diikuti oleh laki-laki saja.
Baru kemudian di tahun 1928, atlet perempuan diperbolehkan untuk mengikuti pertandingan dalam ajang olimpiade modern. Hingga saat ini, olahraga atletik tersebut masih masuk ke dalam kategori cabang olahraga yang diperlombakan di berbagai ajang.
Cara Memegang Cakram
Images By: Doha World Championships
Terdapat dua cara yang paling efektif bagi atlet olahraga atletik ini untuk mendapatkan jarak lempar terjauh. Berikut ini adalah penjelasannya.
A. Cakram dipegang menggunakan tangan kanan (dapat menggunakan tangan kiri bagi atlet kidal)
Posisi cakram pada cara ini adalah telapak tangan dan jari tangan, tepatnya telunjuk hingga kelingking mencengkeram bagian pinggir dari cakram serta posisi ibu jari dibiarkan bebas. Posisi jari terbuka lebar supaya dapat menjangkau permukaan cakram dengan lebih luas.
Setelah itu, posisikan tangan sedikit ditekuk sembari memegang cakram. Hal ini bertujuan agar bagian cakram yang tidak terkena cengkraman jari tetap mendapatkan tumpuan agar tidak mudah jatuh pada saat diayun ataupun dilemparkan.
B. Cakram digenggam dengan posisi jari rapat
Secara umum, cara menggenggam cakram dengan gaya yang kedua ini hampir sama dengan gaya pertama. Untuk atlet kidal juga dapat menyesuaikan. Hanya saja posisi ruas-ruas jari merapat sembari mencengkram permukaan cakram dan posisi ibu jari dibiarkan bebas.
Posisi jari yang rapat ini membuat tidak semua permukaan cakram dapat dijangkau. Tak hanya itu, posisi tangan juga sama seperti gaya pertama.
Itulah dua cara yang paling dasar dan sering digunakan oleh para atlet, baik pemula maupun profesional. Sebenarnya masih ada cara lain, namun cara tersebut sangat jarang digunakan oleh para atlet.
Teknik Dasar Lempar Cakram
Images By: The Indian Express
Sebelum mencoba cabang olahraga atletik ini, terlebih dahulu Anda harus mengetahui teknik dasar yang digunakan ketika melempar dan memegang cakram.
Teknik dasar lempar cakram merupakan sebuah cara untuk memegang cakram dan gaya yang digunakan dalam melempar cakram. Di bawah ini adalah teknik dasarnya.
1. Persiapan
Proses pertama dan menjadi hal yang paling penting sebelum seorang atlet memasuki lapangan adalah melakukan pemanasan serta peregangan otok agar terhindar dari resiko cidera otot. Seorang atlet dapat melakukan pemanasan selama 30 menit.
Adapun fungsi dari melakukan pemanasan, yaitu membantu meningkatkan suhu tubuh, membuat tubuh tidak kaku, dan menyiapkan otot untuk melakukan peregangan. Proses peregangan yang dilakukan harus meliputi seluruh bagian tubuh karena olahraga ini melibatkan kekuatan seluruh bagian tubuh sehingga membutuhkan energi yang besar.
Anda dapat memberikan fokus lebih ketika peregangan pada bagian lengan, leher, pundak, jari-jari tangan, pergelangan tangan, pinggul, tulang pinggung, dan juga pergelangan kaki.
2. Awalan
Apabila seorang atler telah masuk ke dalam arena, maka ia harus memperhatian dan menentukan posisi tubuh agar sesuai dengan gaya yang akan digunakan nantinya. Atlet harus mengusahakan tubuhnya untuk tetap rileks dan fokus karena olahraga ini sangat membutuhkan ketenangan sebelum melakukannya.
Tidak ada salahnya jika seorang atlet terlebih dahulu melakukan orientasi lapangan agar dapat menentukan target lemparan. Meskipun ia sudah hafal dengan kondisi lapangan, namun hal tersebut bukan berarti ia tidak dapat mengelilingi lapangan untuk melakukan observasi.
Atlet harus memfokuskan pikirannya dengan membuat target terjauh. Kemudian atlet dapat mulai melakukan gerakan guna menciptakan sebuah momentum lemparan yang sesuai dengan gaya yang digunakan.
3. Melempar
Terdapat dua teknik lempar cakram yang bisa Anda gunakan ketika bertanding. Berikut ini adalah penjelasan dari dua gaya pada teknik tersebut.
A. Teknik Gaya Lempar Samping
Teknik gaya lempar samping ini dapat dilakukan tanpa perlu melakukan putaran tubuh. Di bawah ini adalah penjelasan tekniknya.
• Atlet memegang cakram sesuai dengan cara yang telah dijelaskan di atas dan disesuaikan dengan kenyamanan masing-masing.
Jika sudah pada posisi yang tepat, maka tekuk pergelangan tangan ke bagian dalam supaya pegangan cakram menjadi lebih kuat. Anda dapat melakukan pemanasan ringan dengan mengayunnkan cakram ke samping depan, belakang, dengan ketinggian yang beragam.
• Posisi tubuh di posisi siap, yaitu menghadap ke arah samping kanan.
Posisikan kaki hingga selebar bahu. Pada posisi ini, atlet dapat melakukan ayunan tangan sembari melakukan gerakan tubuh yang seirama dengan ayunan selama beberapa kali sampai siap melepas cakram dari genggaman.
• Mengayunkan Cakram ke belakang dan tahan baru kemudian diayun ke arah depan.
Gerakan lengan yang seperti itu diibaratkan dengan ketapel. Sehingga Anda perlu menarik cakram ke arah belakang, baru setelah itu melontarkannya ke arah depan.
• Gerakan kaki dan semua anggota tubuh mengikuti ritme gerak ayunan tangan yang akan melempar cakram.
Gerakan ini sangat dibutuhkan agar ketika cakram terlempar, atlet dapat melepaskan energi yang besar melalui ayunan tangan tersebut. Kemungkinann posisi tubuh akan berubah seiring dengan besarnya energi yang dikeluarkan.
• Cakram dilepas ke depan-atas
Tujuan dari cakram yang dilepaskan ke arah depan-atas in adalah agar cakram dapar jatuh di jarak terjauh. Biasanya cakram akan dilepas pada ketinggian 45-50 derajat. Jika cakram dilepas pada poisis rendah, maka cakram akan jatuh dalam jarak dekat.
B. Teknik Gaya Lempar Belakang
Jika seorang atlet menggunakan teknik ini, maka ia akan melakukan putaran tubuh agar energi yang dilepaskan pada saat melempar cakram semakin besar. Berikut ini adalah penjelasannya.
• Pegang cakram seperti halnya teknik gaya yang pertama.
• Memposisikan tubuh dengan menghadap ke arah belakang atau membelakangi bagian pendaratan cakram.
Posisi kaki ditempat di pinggir garis lingkaran bagian belakang. Kemudian kaki dibuka selebar bahu dan lutut sedikit agak ditekuk. Setelah itu, lakukan ayunan kecil dari samping kiri ke samping kanan yang diimbangi dengan perubahan posisi tumit, dada, lutut, dan pinggul.
Jika sudah dalam posisi yang benar, selanjutnya tahan lengan yang memegang cakram di posisi samping. Hal ini karena proses pelemparan cakram akan dilakukan setelah kaki diputar.
• Pada posisi tersebut, atlet bersiap untuk melakukan gerakan putaran.
Inilah yang membedakan teknik pertama dengan teknik kedua. Bagi sebagian atlet, teknik ini dianggap sulit karena ia harus mempunyai teknik memutar yang baik, cepat, seimbang, dan juga stabil dengan beban cakram di lengan.
• Pada saat berputar menggunakan kaki kiri untuk tumpuan dan juga poros untuk putaran pertama.
Untuk dapat melakukan teknik tersebut, atlet harus mengayunkan kaki kanannya menuju ke area tengah lingkaran. Pastikan jika hasil akhir dari posisi kaki kanan masih berada di belakang area pendaratan dan bersiap menjadi tumpuan poros.
Sebelum kaki kanan itu menapak ke area tengah lingkaran, kaki kiri diangkat dan kemudian diayunkan dengan membuat gerakan melingkar hingga berakhir dengan kaki kanan yang menjadi poros akhir. Kaki kiri akan berada di belakang kaki kanan yang sejajar dengan bahu dan tubuh berada di posisi serong.
Pada saat kaki kiri jatuh, lengan yang menggenggam cakram segera diayunkan dengan energi penuh ke depan dan diikuti oleh gerakan tumit yang memutar serta pinggul dan dada ke depan untuk memberikan daya dorong. Setelah cakram terlempar, biasanya tubuh akan tetap berputar.
• Arah lemparan cakram dapat disamakan dengan gaya pertama untuk mendapatkan jarak lempar terjauh.
Catatan tambahan untuk teknik lempar cakram ini diperlukan kaki yang lentur dan juga kuat karena kaki disini mempunyai peranan penting dan berfungsi sebagai poros pada saat putaran. Apabila pergelangan kaki atlet kaku, maka hal tersebut juga akan berpengaruh pada bagian tubuh lainnya.
Gaya Lempar Cakram
Gaya untuk melempar cakram ini tergantung pada awalan yang dipilih oleh atlet. Awalan merupakan posisi yang digunakan oleh atlet ketika persiapan. Di bawah ini adalah dua gaya lempar cakram yang biasa digunakan.
A. Gaya Samping
Gaya samping ini adalah sebuah gaya dimana posisi tubuh si atlet menghadap ke arah samping ataupun searah dengan tangan yang akan digunakan pada saat memegang cakram. Biasanya posisi yang dipilih adalah menghadap ke arah samping kanan dan menggunakan tangan kanan.
Dengan menggunakan gaya ini, maka atlet dapat mengambil posisi ancang-ancang dengan cara, yaitu membuat ayunan ke arah samping depan untuk mengukur sudut kemudian di ayunan kesekian si atlet akan melepaskan cakram sejauh mungkin.
B. Gaya Belakang
Hal yang membedakan gaya pertama dengan gaya kedua ini adalah posisi tubuh ketika akan memulai awalan. Gaya belakang ini banyak memberikan keuntungan pada atlet karena jarak untuk mmebuat momentum lempar lebih luas sehingga menghasilkan lemparan yang lebih jauh.
Akan tetapi, gaya ini mempunyai kesulitan tersendiri karena memiliki resiko, seperti atlet yang tidak dapat menentukan titik lempar karena menghadap belakang. Terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk melempar cakram dengan gaya belakang ini.
Pertama, atlet menciptakan gerakan setengah lingkaran dan kemudian melepaskan cakram. Kedua, atlet menciptakan satu putaran penuh baru kemudian melepaskan cakram.
Lapangan Lempar Cakram
Lapangan untuk olahraga atletik ini tentu berbeda dengan cabang olahraga lainnya. Berikut ini adalah penjelasan lapangan lempar cakram secara detail.
A. Area lempar mempunyai bentuk persegi dengan lingkaran yang berada di bagian tengah. Lingkaran tersebut digunakan sebagai tempat atlet ketika akan melempar cakram.
B. Lingkaran tersebut mempunyai posisi yang lebih rendah sekitar 5 cm dari permukaan dan terbuat dari logal dengan ketebalan 5 mm yang telah dilapisi oleh semen supaya tidak licin. Adapun diameter dari lingkaran tersebut adalah 2,5 meter.
C. Di bagian kanan, kiri, dan juga belakang lingkarang, dipasang jaring tinggi sejauh kurang lebih 75 cm dari lingkaran yang bertujuan untuk menahan cakram jika terjadi kesalahan teknik pada saat proses pelemparan.
D. Pada bagian titik tengah lingkaran adalah poros yang diambil denan menggunakan sudut ke depan sebesar 34,92 derajat dari bagian garis tengah.
E. Garis bagian sudut kiri dan kanan nantinya akan ditarik sejauh minimal 100 meter ke arah depan atau bagian lapangan pendaratan. Tepi garis sudut terseburt akan diberi warna putih sebagai tanda area luar dan dalam.
F. Cakram yang akan dinilai oleh wasit hanya cakram yang terjatuh pada area dalam sudut lapangan pendaratan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar