Selasa, 27 Juli 2021

Struktur dan Fungsi Sistem Reproduksi pada Manusia

 Struktur dan Fungsi Sistem Reproduksi 
 pada Manusia

ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI

Organ reproduksi manusia adalah organ yang digunakan dalam proses reproduksi pada manusia. Organ reproduksi ini berperan penting untuk menghasilkan keturunan, melalui pembuahan atau fertilisasi.

Baik pria maupun wanita, memiliki organ reproduksi yang berbeda sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Organ  reproduksi manusia akan berkembang dan berfungsi dengan baik pada saat manusia mengalami masa pubertas, yaitu masa peralihan dari anak-anak menuju ke remaja.

Kematangan organ reproduksi laki-laki ditandai dengan diproduksinya sperma, sedangkan pada wanita ditandai dengan terbentuknya sel telur atau ovum.

Berikut ini adalah gambar organ reproduksi pada laki-laki.

Materi Organ Reproduksi Manusia Lengkap dengan Gambarnya

Keterangan :

1. Penis

Bagian luar organ reproduksi laki-laki yang berfungsi sebagai saluran kencing (urin) dan saluran sperma.

2. Skrotum

Bagian seperti kantung yang di dalamnya terdapat testis, berfungsi menjaga suhu testis agar sesuai untuk produksi sperma.

3. Testis

Bagian yang bentuknya bulat telur yang tersimpan dalam skrotum, berfungsi untuk memproduksi sperma dan hormon testosteron.

4. Epididimis

Saluran yang keluar dari testis yang berbentuk seperti tanda koma dengan sekitar 4 cm, berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma sementara.

5. Vas Deferens

Saluran panjang yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis, berfungsi menghubungkan epididimis dan uretra.

6. Uretra

Saluran yang terdapat dalam penis, merupakan akhir dari saluran reproduksi, berfungsi sebagai saluran keluarnya sperma dan urine.

7. Kelenjar Vesikula Seminalis

Bagian yang berbentuk seperti kantung kecil berukuran kurang lebih 5 cm yang terletak di belakang kantung kemih, berfungsi menghasilkan zat-zat yang diperlukan untuk perkembangan sperma.

8. Kelenjar Prostat

Bagian yang berbentuk seperti kue donat yang terletak di bawah kantung kemih, erfungsi menghasilkan cairan bersifat asam.

9. Kelenjar Cowper

Bagian yang berbentuk seperti kacang yang terletak di bawah kelenjar prostat, berfungsi menghasilkan lendir dan cairan bersifat basa.

Alat reproduksi atau alat kelamin laki-laki dapat dibedakan menjadi alat kelamin luar dan alat kelamin dalam.

A. Alat Kelamin Luar

Alat kelamin luar merupakan alat kelamin yang terletak pada bagian luar tubuh dan dapat diamati secara langsung.

1. Penis

Bagi laki-laki, air kencing dikeluarkan melalui organ yang namanya penis. Penis berfungsi sebagai saluran kencing (urine) dan sebagai saluran sperma.

Penis terbentuk dari otot dan tidak mengandung tulang. Pada ujung penis terdapat struktur seperti lipatan kulit yang disebut kulup (prepuce). Kulup inilah yang dipotong saat seseorang dikhitan.

2. Skrotum

Pada bagian di dekat penis terdapat kantung yang terlihat seperti lipatan-lipatan kulit namanya skrotum.

Pada skrotum tersebut terdapat dua buah (sepasang) testis atau buah zakar yang berbentuk bulat telur.  Skrotum juga berfungsi menjaga suhu testis agar sesuai untuk produksi sperma.

B. Alat Kelamin Dalam

Alat kelamin dalam merupakan alat kelamin yang terletak pada bagian dalam tubuh dan tidak dapat diamati secara langsung.

Alat kelamin dalam antara lain terdiri dari testis, saluran sperma, uretra, dan kelenjar reproduksi.

1. Testis

Testis merupakan organ reproduksi yang berbentuk bulat telur, berjumlah dua buah (1 pasang) dan terdapat dalam skrotum.

Pada remaja laki-laki usia 13 sampai dengan 14 tahun, testis mulai memproduksi sperma atau sel kelamin jantan dan hormon testosteron.

Sperma merupakan sel tunggal yang mempunyai ekor dan kepala yang merupakan sel kelamin bagi laki-laki.

Sedangkan, hormon testosteron adalah senyawa yang dapat merangsang perubahan fisik pada laki-laki. yaitu membesarnya jakun dan tumbuhnya rambut pada tempat-tempat tertentu misalnya kumis.

Pada masa inilah remaja laki-laki berada pada masa pubertas. Masa pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami pematangan fungsi seksual yang disertai perubahan fisik dan psikis.

Hormon testosteron memiliki banyak fungsi, antara lain: mengatur perkembangan dan fungsi alat kelamin laki-laki, mengatur perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder, seperti tumbuhnya rambut pada daerah tertentu, meningkatnya aktivitas kelenjar minyak dan keringat dalam kulit sehingga pada saat puber muncul jerawat dan bau badan, suara yang lebih besar, otot yang lebih kuat, dan dada yang lebih bidang.

2. Saluran Sperma

Sperma yang dihasilkan di dalam testis akan keluar melalui epididimis. Epididimis merupakan saluran yang keluar dari testis.

Pada saluran ini sperma disimpan sementara waktu sampai berkembang sempurna, dan dapat bergerak menuju saluran berikutnya, yaitu vas deferens.

Vas deferens merupakan saluran yang menghubungkan epididimis dan uretra serta berfungsi sebagai saluran sperma menuju uretra.

3. Uretra

Uretra merupakan saluran akhir dari saluran reproduksi lakilaki yang terdapat di dalam penis. Uretra selain berfungsi sebagai saluran keluarnya sperma juga berfungsi sebagai saluran keluarnya urine. Proses keluarnya sperma ini dikenal dengan istilah ejakulasi.

C. Kelenjar Reproduksi

Kelenjar reproduksi berfungsi untuk memproduksi getah atau cairan yang nantinya bercampur dengan sel sperma menjadi air mani atau semen. Kelenjar reproduksi pada laki-laki terdiri atas berikut ini.

1. Vesikula Seminalis

Vesikula seminalis merupakan struktur yang berbentuk seperti kantung kusut kecil (±5 cm) yang terletak di belakang (posterior) dari kantung kemih.

Kelenjar ini menghasilkan zat yang bersifat basa (alkali), fruktosa (gula monosakarida), hormon prostaglandin, dan protein pembekuan.

2. Kelenjar Prostat

Kelenjar prostat berfungsi menghasilkan cairan keputih-putihan, sedikit asam (pH 6,5) dan mengandung beberapa zat, yaitu: (1) asam sitrat yang digunakan untuk menghasilkan energi (ATP); (2) beberapan enzim, yaitu pepsinogen, lisozim, dan amilase; (3) seminal plasmin yang berfungsi sebagai antibiotik untuk membunuh bakteri dalam saluran reproduksi.

Pada laki-laki tertentu yang berumur sekitar 50 tahun, kelenjar prostat dapat mengalami pembesaran, dari ukuran sebesar buah kemiri menjadi seukuran buah jeruk lemon atau yang dikenal benign prostatic hyperplasia (BPH).

BPH merupakan kelainan yang menyebabkan saluran uretra menjadi kecil dan sulit untuk mengeluarkan urin. BPH berbeda dengan kanker prostat.

Pada umumnya kanker prostat berkembang di bagian luar dari kelenjar prostat sedangkan pada BPH yang berkembang adalah bagian dalam kelanjar prostat.

3. Kelenjar Cowper (Bulbouretra)

Kelenjar Cowper menghasilkan lendir dan cairan bersifat basa yang berfungsi melindungi sperma dengan cara menetralkan urine yang memiliki pH asam yang tersisa dalam uretra serta melapisi uretra, sehingga mengurangi sperma yang rusak selama ejakulasi.

Sperma yang dihasilkan testis akan bercampur dengan getah-getah yang dihasilkan oleh kelenjar–kelenjar reproduksi sehingga terbentuk suatu suspensi (campuran antara zat cair dan zat padat) yang disebut semen (air mani).

Semen inilah yang dikeluarkan melalui uretra. Pada umumnya volume semen yang dikeluarkan sebesar 2,5 sampai 5 mililiter.

Tiap 1 mililiter terkandung 50 hingga 150 juta sel sperma. Jutaan sel sperma tersebut nantinya hanya satu sel sperma yang akan berhasil membuahi sel telur.

D. Spermatogenesis

Tanda bahwa sistem reproduksi pada laki-laki telah matang adalah keluarnya air mani dari penis. Biasanya, air mani tersebut keluar pada saat anak laki-laki mengalami mimpi basah. Mimpi basah pada umumnya terjadi saat berumur antara 10 sampai dengan 14 tahun.

Air mani merupakan campuran sel-sel sperma dengan getah-getah yang dikeluarkan oleh kelenjar reproduksi. Proses pembentukan sperma terjadi di dalam testis.  Proses pembentukan sperma disebut dengan spermatogenesis.

Pembentukan sel sperma terjadi di dalam tubulus seminiferus. Kata “tubulus” berasal dari kata “tubula” yang artinya saluran, sedangkan kata “seminiferus” berasal dari kata “semen” yang artinya sperma.

Jadi tubulus seminiferus adalah saluran panjang yang berkelok-kelok tempat pembentukan sperma.

Kumpulan tubulus inilah sebenarnya struktur yang membentuk testis. Proses pembentukan sperma pada saluran tersebut terjadi secara bertahap.

Diawali dari sel induk sperma atau spermatogonium yang bersifat diploid (2n). Selanjutnya, sel spermatogonium mengalami pembelahan secara mitosis maupun meiosis dan mengalami  diferensiasi atau perkembangan,  sehingga terbentuk sel sperma atau spermatozoa yang memiliki ekor. Sel sperma yang terbentuk tersebut bersifat haploid (n).

Potongan Melintang Tubulus Seminiferus

ORGAN REPRODUKSI PEREMPUAN

Organ reproduksi manusia adalah organ yang digunakan dalam proses reproduksi pada manusia.

Organ reproduksi ini berperan penting untuk menghasilkan keturunan, melalui pembuahan atau fertilisasi.

Baik pria maupun wanita, memiliki organ reproduksi yang berbeda sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Organ reproduksi manusia akan berkembang dan berfungsi dengan baik pada saat manusia mengalami masa pubertas, yaitu masa peralihan dari anak-anak menuju ke remaja.

Berikut adalah gambar organ reproduksi perempuan.

Materi Organ Reproduksi Manusia Lengkap dengan Gambarnya

Keterangan :

1. Ovarium

Struktur berbentuk seperti telur, berjumlah dua buah, terletak di samping kanan dan kiri rahim (uterus) dan berfungsi menghasilkan sel telur (ovum).

2. Saluran telur (Tuba Fallopi atau Oviduk)

Saluran dengan panjang ±10 cm yang menghubungkan ovarium dengan rahim (uterus).

3. Infundibulum

Sruktur berjumbai dan merupakan pangkal dari tuba fallopi.

4. Rahim (uterus)

Struktur seperti buah pir yang berfungsi sebagai tempat berkembangnya janin selama kehamilan.

5. Endometrium

Lapisan yang membatasi rongga rahim dan meluruh saat menstruasi.

6. Vagina

Saluran yang menghubungkan lingkungan luar dengan rahim, saluran mengalirnya darah menstruasi, dan saluran keluarnya bayi.

6. Servik

Struktur rahim bagian bawah yang menyempit dan membuka ke arah vagina.

Alat reproduksi perempuan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu alat kelamin luar dan alat kelamin dalam.

A. Alat Kelamin Luar

Alat kelamin perempuan yang terletak di luar yaitu vulva, labium, dan saluran kelamin. Vulva adalah suatu celah paling luar dari alat kelamin wanita yang dibatasi oleh sepasang bibir (kanan dan kiri).

Kedua bibir ini disebut dengan labium.  Ke dalam vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran urine dan saluran kelamin (vagina).

B. Alat Kelamin Dalam

Alat kelamin dalam perempuan antara lain terdiri atas ovarium, saluran kelamin, dan vagina.

1. Ovarium

Ovarium atau indung telur merupakan organ reproduksi perempuan yang terletak di sebelah kiri dan kanan rongga perut bagian bawah.

Ovarium berjumlah sepasang dan memiliki bentuk seperti telur dengan ukuran 4 cm x 3 cm x 2 cm.

Di dalam ovarium terdapat kumpulan sel yang disebut folikel. Di dalam folikel inilah sel telur atau ovum berkembang.

Sel-sel oosit (calon sel telur) berkembang sejak awal kehidupan seorang perempuan dan mencapai kema tangan setelah pubertas. Folikel ini juga menghasilkan hormon perempuan, yaitu estrogen dan progesteron.

Pada setiap bulan, sel telur yang telah matang dilepaskan dari ovarium. Proses pelepasan sel telur dari indung telur ini disebut ovulasi.

Selanjutnya sel telur tersebut akan ditangkap oleh fimbriae dan kemudian akan bergerak ke saluran telur (tuba fallopi).

Biasanya setiap ovarium akan bergiliran melepaskan ovum (telur) setiap bulannya. Akan tetapi, jika salah satu ovarium tidak ada atau tidak berfungsi, misalnya karena diangkat melalui proses operasi, maka ovarium lainnya akan terus melepaskan sel telur.

Hormon estrogen dan progesteron berperan mengatur siklus menstruasi. Hormon ini juga mengatur perkembangan ciriciri kelamin sekunder pada perempuan.

Ciri kelamin sekunder tersebut antara lain, semakin besarnya pinggul, tumbuhnya rambut pada bagian tertentu, berkembangnya payudara, semakin aktifnya kelenjar minyak dan kelenjar keringat yang dapat memicu munculnya jerawat.

2. Saluran Kelamin

Saluran kelamin perempuan terdiri atas saluran telur atau tuba fallopi, uterus, dan vagina.

a. Saluran Telur (Tuba Fallopi)

Saluran telur (tuba fallopi) atau oviduk berjumlah sepasang, yaitu kanan dan kiri yang memanjang ke arah samping dari uterus.

Panjang tuba fallopi ini sekitar 10 cm. Saluran telur berakhir dalam struktur berbentuk corong yang disebut infun dibulum, yang ditutupi fimbriae.

Fimbriae menangkap sel telur yang dilepaskan oleh ovarium. Fungsi saluran telur membawa sel telur dari infudibulum ke rahim.

Pada saluran telur inilah terjadi fertilisasi atau pembuahan. Setelah terjadi fertilisasi, saluran telur akan menyalurkan zigot (hasil fertilisasi) menuju uterus atau rahim.

b. Rahim (Uterus)

Uterus atau rahim merupakan organ yang memiliki dinding yang tebal, memiliki bentuk seperti buah pir yang terbalik.

Secara normal, rahim terletak di atas kantung kemih. Rahim juga berfungsi sebagai tempat perkembangan janin.

Pada saat tidak hamil, rahim memiliki ukuran 5 cm. Pada saat hamil, rahim mampu me ngembang hingga 30 cm, ukurannya menyesuaikan de ngan perkembangan bayi.

Dinding rahim (endometrium) memiliki peranan dalam pembentukan plasenta. Plasenta merupakan organ yang mensuplai nutrisi yang dibutuhkan bayi selama perkembangannya.

Pada perempuan yang tidak hamil, ketebalan dinding rahim bervariasi selama siklus menstruasi bulanan yang akan dibahas lebih lanjut pada bagian berikutnya.

c. Vagina

Vagina merupakan saluran yang menghubungkan lingkungan luar dengan rahim. Vagina tersusun atas otot-otot yang elastis, dilapisi selaput membran, yang disebut selaput dara (hymen).

Saluran ini menghubungkan antara lingkungan luar dengan rahim. Saluran yang menghubungkan vagina dengan rahim adalah serviks leher rahim.

Vagina selain berfungsi sebagai organ reproduksi juga berfungsi sebagai saluran untuk aliran darah menstruasi dari rahim dan jalan lahir bayi.

Pada saat bayi akan lahir terjadi kontraksi otot-otot pada dinding rahim. Kontraksi inilah yang akan menyebabkan bayi terdorong ke jalan lahir (vagina).

Selaput dara merupakan selaput tipis yang tersusun atas pembuluh darah. Selaput dara tersebut dapat robek karena aktivitas yang membahayakan.

Oogenesis

Oogenesis merupakan proses pembentukan sel kelamin perempuan yaitu sel telur atau ovum dan terjadi di dalam organ yang disebut ovarium.

Berbeda dengan spermatogenesis yang dimulai ketika anak laki-laki mulai puber, oogenesis di mulai sebelum anak perempuan lahir.

Pada saat baru lahir, anak perempuan sudah memiliki bakal sel ovum (sel primordial) sebanyak 200.000 hingga 2.000.000.

Akan tetapi hanya sekitar 40.000 yang tersisa saat anak perempuan puber dan hanya 400 yang akan matang atau berkembang sempurna.

Sel telur yang matang diovulasikan (dikeluarkan dari ovarium) selama siklus reproduksi perempuan.

Struktur ovarium

Di dalam ovarium terdapat folikel yang berukuran kecil dengan calon bakal sel telur di dalamnya.

Folikel dan bakal sel telur tersebut berkembang semakin besar. Setelah matang,sel telur akan dikeluarkan dari ovarium.

Oogenesis dimulai saat seorang perempuan berada dalam kandungan. Sel primordial akan membelah secara mitosis membentuk oogonium atau sel induk telur yang bersifat diploid (2n).

Selanjutnya, akan terjadi pembelahan secara bertahap baik pembelahan mitosis maupun meiosis.

Pada akhir peristiwa oogenesis, dari satu sel induk telur (oogonium) akan dihasilkan satu sel telur (ovum) yang bersifat haploid (n) dan tiga badan polar (polosit).


SIKLUS MENSTRUASI

Menstruasi merupakan suatu keadaan keluarnya darah, cairan jaringan, lendir, dan sel-sel epitel yang menyusun dinding rahim.

Apabila seorang perempuan mengalami menstruasi, maka akan keluar darah melalui organ vitalnya.

Menstruasi ini biasanya terjadi satu bulan sekali. Peristiwa menstruasi akan terjadi apabila sel telur yang dihasilkan oleh ovarium, tidak dibuahi oleh sel sperma.

Pada umumnya satu siklus menstruasi berlangsung selama 28 hari. Akan tetapi, ada perempuan yang mengalami siklus menstruasi pendek dan panjang.

Seorang perempuan yang mengalami siklus menstruasi pendek, siklus menstruasinya akan berlangsung sekitar 18 hari.

Sedangkan seorang perempuan yang mengalami siklus menstruasi panjang, siklus menstruasinya akan berlangsung selama kurang lebih 40 hari.

Siklus yang terjadi pada Dinding Rahim

Fase-fase Menstruasi

Siklus menstruasi dapat dibagi menjadi beberapa fase. Fase pertama adalah fase menstruasi, pada fase ini hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) memicu berkembangya folikel dalam ovarium. Hormon FSH adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari atau hipofisis.

Kelenjar tersebut terletak di otak bagian depan. Pada fase ini, dinding rahim luruh dan seorang perempuan mengalami menstruasi.

Pada proses perkembangan folikel, ada beberapa folikel yang berkembang, tetapi hanya ada satu folikel yang dapat terus berkembang tiap bulannya.

Di awal perkembangannya, folikel menghasilkan hormon estrogen dan hormon progesteron. Hormon estrogen dan progesteron ini akan memicu dinding rahim untuk menebal. Pada saat ini dinding rahim sedang mengalami fase proliferasi.

Tujuan dari menebalnya dinding rahim adalah untuk mempersiapkan tempat melekatnya embrio apabila sel telur dibuahi oleh sperma.

Fungsi lain dari hormon estrogen adalah memicu kembali kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon FSH dan hormon LH (Leuteinizing Hormone).

Hormon LH terus diproduksi dan meningkat secara mendadak. Peningkatan hormon LH ini akan memicu pengeluaran sel telur dari folikel yang telah matang, proses ini disebut ovulasi.

Tingginya sisa metabolisme hormon LH (leuteinizing hormone) pada urine digunakan sebagai bahan uji atau tes untuk mengetahui kapan terjadi ovulasi.

Alat tes untuk mengetahui waktu ovulasi tersebut mengandung suatu jenis antibodi monoklonal yang dapat menimbulkan perubahan warna ketika bereaksi dengan zat sisa metabolisme hormon LH.

Fase ketiga adalah fase sekretori. Folikel yang telah melepaskan sel telur akan berubah menjadi korpus luteum.

Sel telur yang telah diovulasikan akan ditangkap oleh fimbriae dan bergerak menuju ke  tuba fallopi.

Jika pada saat itu sel telur tidak dibuahi oleh sperma (tidak terjadi fertilisasi), maka akan dikirimkan sinyal tertentu pada korpus luteum untuk tidak memproduksi hormon estrogen dan hormon progesteron lagi.

Dengan demikian, pada fase ini jumlah hormon estrogen dan hormon progesteron pada perempuan rendah.

Rendahnya hormon estrogen dan hormon progesteron menyebabkan jaringan penyusun dinding rahim rusak dan pembuluh darah yang ada pada dinding rahim pecah, sehingga perempuan akan mengalami menstruasi.

FERTILISASI

Apabila ada sel sperma yang masuk ke dalam saluran reproduksi perempuan, sel sperma tersebut akan bergerak menuju sel telur.

Apabila telah bertemu dengan sel telur, bagian kepala sperma akan masuk ke dalam sel telur dan meninggalkan bagian ekornya di luar sel telur.

Proses inilah yang mengawali terjadinya fertilisasi. Fertilisasi merupakan proses peleburan inti sel sperma dengan inti sel telur, sehingga membentuk zigot. Proses fertilisasi ini terjadi di dalam tuba fallopi.

Sel sperma menggunakan flagela yang bergerak memutar sebagai baling-baling untuk menggerakan tubuh dalam cairan yang ada pada tuba fallopi menuju ke sel telur. Gerakan flagela ini dianalogikan dengan baling-baling untuk mendorong perahu.

Skema Pergerakan Flagela sel Sperma

Ada beberapa mekanisme sel sperma dapat menemui sel telur. Sel sperma dapat menemukan lokasi sel telur karena sel telur menghasilkan senyawa kimia berupa hormon progesteron.

Selain itu, juga karena adanya sensor panas (suhu tuba fallopi atau tempat sel telur berada, lebih tinggi dibandingkan suhu tempat penyimpanan sperma).

Zigot yang terbentuk setelah terjadinya fertilisasi akan melakukan pembelahan, selanjutnya berkembang menjadi embrio yang akan menuju ke rahim kemudian tertanam (implantasi) ke dalam endometrium. Pada kondisi ini sese orang mengalami kehamilan.

Berikut ini skema proses fertilisasi dan implantasi,

Skema Proses Fertilisasi Hingga Implantasi

Dari jutaan sel sperma yang masuk ke saluran reproduksi perempuan, hanya satu sel sperma yang dapat membuahi sel telur. Mengapa demikian? Setelah salah satu sel sperma memasuki membran sel telur maka secara langsung sel telur akan membentuk benteng yang tidak dapat dilewati oleh sperma lainnya.

PROSES MELAHIRKAN

Proses melahirkan dipicu oleh tingginya level hormon estrogen. Tingginya kadar estrogen dalam darah memicu kepekaan uterus terhadap hormon oksitosin.

Oksitosin dihasilkan oleh fetus (janin), oksitosin juga merangsang plasenta untuk menghasilkan hormon prostaglandin.

Hormon oksitosin dan prostaglandin akan meningkatkan frekuensi kontraksi otot uterus, kekuatan kontraksi, dan durasi kontraksi hingga bayi lahir.

Pada mulanya kontraksi terjadi selama 30 detik atau kurang dalam rentang waktu 25 hingga 30 menit. Pada saat puncaknya, kontraksi dapat terjadi selama 60 hingga 90 detik dan terjadi setiap 2 hingga 3 menit.

Kontraksi  otot uterus dimulai dari otot bagian atas lalu menuju ke bawah, memberikan gaya dorong pada bayi untuk keluar melalui serviks. Gaya dorong ini semakin kuat saat kepala bayi mendorong dinding serviks.

Hal ini terjadi karena, saat dinding serviks terdorong dan melebar, maka akan merangsang dihasilkannya hormon oksitosin.

Meningkatnya hormon ini akan membuat kontraksi otot uterus semakin kuat, sehingga gaya dorong yang dihasilkan semakin besar.

Gaya Dorong dan Gaya Gesek yang Terjadi pada Saat Melahirkan

Selain gaya dorong terdapat pula gaya gesek antara bayi dengan cairan plasenta dan gaya gesek antara bayi dengan saluran serviks.

Panah berwarna biru menunjukkan arah gaya dorong, sementara panah warna kuning menunjukkan arah gaya gesek.

Arah gaya gesek selalu berlawanan dengan arah gerak benda. Pada proses kelahiran, arah gerak bayi yang mendesak keluar berlawanan dengan arah gaya gesek yang arahnya menuju ke dalam. Ketika bayi keluar dari serviks gaya gesek di saluran serviks akan semakin membesar karena kecilnya diameter serviks.

Gaya gesek ini menahan gerakan bayi untuk keluar. Akan tetapi, hormon oksitosin yang dihasilkan selama dinding serviks terdorong akan memperkecil gaya gesek tersebut.

Selain adanya oksitosin, gaya gesek juga diperkecil dengan adanya cairan ketuban yang berperan sebagai pelumas atau pelicin ketika bayi keluar.

MASA KEHAMILAN

Masa kehamilan dapat diartikan sebagain kondisi sejak terjadinya fertilisasi dan embrio terimplantasi dalam endometrium hingga terjadinya kelahiran.

Pada manusia, masa kehamilan rata-rata berlangsung selama 38 minggu (266 hari) mulai dari fertilisasi atau 40 minggu dari permulaan siklus menstruasi terakhir.

Kehamilan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) periode (trimester), dimana masing-masing trimester lamanya tiga bulan.

Trimester Pertama

Trimester pertama berlangsung dari minggu pertama sampai minggu ke-13 masa kehamilan. Pada trimeter pertama, perubahan pada ibu belum terlihat jelas.

Akan tetapi, terjadi perubahan besar dalam tubuhnya, misalnya peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron.

Rahim mulai mendukung untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Tubuh juga akan meningkatkan supai darah untum membawa oksgen dan nutrisi ke janin yang sedang berkembang.

Selama trimester pertama, ibu harus menjaga kondisi tubuhnya, karena janin mudah mengalami keguguran.

Kondisi janin pada trimester pertama memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Ukuran embrio kurang lebih 7 mm
  2. Embrio telah memiliki bakal tulang belakang
  3. Otak dan sumsum tulang mulai terbentuk
  4. Embrio sudah dapat disebut janin, yang terlekat pada tali pusar dengan terhubung plasenta dan terlindungi oleh kantong ketuban (amnion).
  5. Janin berukuran sekitar 5,5 cm.
  6. Otot, tulang belakang, tulang rusuk, lengan, dan jari mulai terbentuk.
  7. Janin sudah dapat menggerakkan lengan dan kaki, serta mampu memutar kepala.
  8. Pada akhir trimester pertama, janin terlihat seperti miniatur manusia, jenis kelamin sudah tampak, dan detak jantung dapat dideteksi.

Trimester Kedua

Trimester kedua berlangsung dari minggu ke-13 sampai dengan minggu ke-27. Trimestrer kedua merupakan periode yang dirasakan paling nyaman oleh ibu hamil, karena kegelisahan gejala kehamilan awal sudah hilang.

Perut ibu akam mulai terlihat membesar seiring pertumbuhan rahim yang lebih cepat dari sebelumnya.

Pada trimester kedua ini, ibu dapat merasakan janin mulai bergerak, bahkan janin dapat mendengar dan mengenali suara ibunya. Jenis kelamin janin juga sudah dapat dideteksi secara lebih jelas.

Kondisi janin pada trimester kedua memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Janin berukuran 10 cm, berat badan 0,5 kg, dan janin sudah terlihat seperti bayi.
  2. Jari tangan dan jari kaki sudah terbentuk, bagian ujung jari sudah tumbuh kuku.
  3. Janin telah memiliki alis dan bulu mata.
  4. Permukaan kulit ditumbuhi oleh rambut.
  5. Janin mulai bergerak aktif.
  6. Pada trimester kedua, mata janin sudah membuka.

Trimester Ketiga

Trimester ketiga berlangsung mulai dari minggu ke-28 sampai dengan masa kelahiran bayi. Pada periode ini, janin sudah bisa membuka dan menutupo mata, mendendang, meregangkan badan, dan bahkan merespon cahaya.

Ketia memasuki bulan kedelapan, pertumbuhan otak janin akan berlangung lebih cepat. Sedangkan bulan kesembilan, paru-paru sudah siap untuk berespirasi sendiri.

Kondisi janin pada trimester ketiga memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Sistem sirkulasi dan respirasi janin mengalami perubahan yang memungkinkan untuk bernapas dengan dunia luar.
  2. Janin mengembangkan kemampuan untuk mengatur suhu tubuh sendiri.
  3. Tulang mulai mengeras dan otot menebal.

Selama perkembangan embrio di dalam rahim, terbentuk membran embrio yang berfungsi untuk melindungi dan memberi makan embrio.

Membran embrio terdiri atas empat bagian, yaitu sakus vitenelus, amnion, karion, dan alantois.

Sakus Vitenalus

Sakus vitenalus (kantung kuning telur) terletak di antara amnion dan plasenta, merupakan tempat keluarnya sel-sel darah merah dan pembuluh darah yang pertama.

Amnion

Amnion merupakan selaput pelindung embrio. Dinding amnion menghasilkan getah berupa air ketuban yang berfungsi sebagai berikut.

  1. Melindungi janin dari tekanan dan benturan.
  2. Memberi ruang gerak bagi janin.
  3. Sebagai cadangan nutrisi bagi janin.

Korion

Korion adalah selaput yang terdapat di luar amnion. Korion dan alantois akan tumbuh keluar membentuk jonjot dan berhubungan dengan dinding rahim. Jonjot-jonjot korion menempel pada dinding rahim.

Di dalam jonjot tersebut terdapat pembuluh-pembuluh darah yang berhubungan dengan peredaran darah ibu melalui perantara plasenta.

Alantois

Alantois terletak di dalam tali pusar, berfungsi menghubungkan sirkulasi embrio dengan plasenta.

Plasenta dengan embrio dihubungkan oleh tali pusar. Di dalam tali pusar terdapat dua buah pembuluh nadi dan sebuah pembuluh balik yang berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah dalam plasenta.

Zat makanan dan oksigen dari pembuluh darah ibu dialirkan melalui plasenta ke tali pusar, selanjutnya ke pembuluh darah embrio.

Sedangkan zat sisa dan karbondioksida dari pembuluh darah embrio dikeluarkan melalui tali pusar menuju plasenta dan akhirnya dialirkan ke pembuluh darah ibu.

Listrik Dinamis